Menurut WHO (World Health Organization), telah lebih dari 70
juta orang yang terjangkit virus HIV dan sekitar 35 juta pasien
meninggal karena HIV. Sebanyak 36,7 juta orang di dunia sudah terjangkit
HIV sampai akhir 2015 dan sebanyak 1,1 juta orang meninggal karena
penyakit ini.
PERBEDAAN HIV DAN AIDS
Sering
kali kita bingung apakah perbedaan HIV dan AIDS. Apakah kedua hal
tersebut berbeda atau sama. HIV kepanjangannya adalah Human
Immunodeficiency Virus, sehingga HIV adalah sebuah virus. Virus ini
menyerang sistem imun yang akan menyebabkan AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrome). AIDS adalah tahap akhir dari penyakit HIV. Tidak
semua orang yang terjangkit HIV dapat sampai ke stadium infeksi ini.
AIDS adalah kerusakan sistem imun yang dapat menyebabkan sang penderita
lebih mudah terjangkit infeksi oportunistik, seperti misalnya penyakit
pneumonia, tuberkulosis, dll. Sehingga dapat disimpulkan, HIV adalah
virus dan AIDS adalah kondisi yang disebabkan oleh HIV.
PROSES PENYEBARAN VIRUS
Virus
HIV dapat menyebar melalui hubungan seks lewat anal maupun vagina,
penggunaan jarum suntik yang bergantian dari orang yang terjangkit, atau
penularan dari ibu yang terjangkit kepada bayinya. Hubungan seksual
melalui oral memiliki resiko rendah untuk terjangkit HIV. Akan tetapi,
apabila anda melakukan seks oral dan memiliki luka atau sariawan pada
mulut, penyakit gusi, infeksi menular seksual pada tenggorok, atau
pekerjaan gigi dalam jangka waktu pendek dapat meningkatkan resiko untuk
terinfeksi.
Untuk mengetahui anda memiliki resiko untuk infeksi HIV, anda dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Apakah anda melakukan hubungan seksual dengan seseorang HIV-positif atau orang yang tidak diketahui status HIV nya sejak tes HIV terakhir anda?
- Apakah anda menggunakan obat-obat injeksi (termasuk steroid, hormon, atau silikon) dan penggunaan alat, seperti jarum suntik, bersamaan dengan orang lain?
- Apakah anda menggunakan seks untuk mendapatkan makanan, tempat tinggal, obat-obatan, atau uang?
- Apakah anda telah terdiagnosis, atau mendapatkan pengobatan untuk penyakit menular seksual, seperti sifilis dan herpes?
- Apakah anda telah terdiagnosis atau mendapatkan pengobatan untuk hepatitis atau tuberculosis?
- Apakah anda pernah melakukan hubungan seksual dengan orang-orang yang memiliki faktor resiko yang ditulis di atas atau yang anda tidak ketahui riwayatnya?
Apabila anda menjawab iya dari pertanyaan
diatas, maka anda memiliki resiko tinggi untuk infeksi HIV dan sebaiknya
menjalani tes HIV.
PEMERIKSAAN HIV
Pemeriksaan
HIV tentunya harus dilakukan pada orang yang memiliki resiko tinggi
untuk terkena HIV, seperti penggunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika,
dan Zat Aditif lainnya) suntik, pekerja seksual komersil, klien dari
pekerja seksual komersil, pasangan seksual lebih dari satu, hubungan
seksual sejenis, dan populasi penjara. Selain itu, pada semua pasien
tuberkulosis, infeksi menular seksual, pekerja rumah sakit, dan ibu
hamil juga disarankan untuk melakukan skrining tes HIV.
TANDA DAN GEJALA
Anda
dapat terjangkit HIV dan tidak memiliki tanda dan gejala, dan ketika
dilakukan pemeriksaan tes HIV dapat tidak menunjukkan hasil positif
selama tiga bulan setelah infeksi. Hal ini yang disebut dengan masa
jendela (window period) HIV, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk HIV masuk
ke dalam tubuh manusia sampai terbentuknya antibody. Gejala HIV biasa
hanya gejala flu biasa, seperti demam, lemas berat, ruam pada kulit,
pembesaran kelenjar getah bening, nyeri otot, nyeri tenggorok, dan
sariawan pada mulut. Gejala-gejala ini dapat disebut dengan sindroma
retroviral akut dan dapat terjadi selama beberapa hari sampai beberapa
minggu. Klinis pasien dapat berbeda-beda dari klinis terlalu berat
sampai harus masuk instalasi gawat darurat atau bisa juga hanya merasa
tidak enak badan. Akan tetapi, harus juga ditekankan bahwa tidak semua
orang dengan gejala-gejala tersebut adalah pasien HIV.
Setelah
fase akut, virus akan menjadi kurang aktif di dalam tubuh selama 10
tahun, dan pada masa ini biasanya pasien tidak memilki gejala sama
sekali. Pemeriksaan tes HIV akan mendeteksi virus pada periode ini. Hal
ini yang menjadi alasan mengapa sangat penting untuk orang-orang seksual
aktif secara rutin diperiksa karena tanda dan gejala infeksi HIV sering
kali terlewat atau disalahartikan.
APAKAH PASIEN HIV DAPAT SEMBUH?
Sampai
sekarang belum ada prosedur atau obat yang dapat mengeliminasi virus
HIV dari tubuh pasien HIV atau mengembalikan kembali kerusakan pada
sistem imun. Namun, terapi HIV dalam beberapa tahun terakhir ini telah
meningkatkan secara drastis kualitas hidup pasien HIV dan memperpanjang
umur pasien HIV.
TERAPI
HIV
diterapi dengan kombinasi obat yang akan melawan infeksi HIV. Terapi
ini dinamakan terapi antiretroviral (ART). ART bukanlah untuk
menyembuhkan, tetapi untuk mengontrol virus sehingga pasien dapat hidup
lebih lama, sehat, dan menurunkan resiko untuk menyebarkan HIV ke orang
lain. ART terdiri atas kombinasi dari obat HIV yang harus diminum setiap
hari. Cara kerja dari obat HIV adalah untuk mencegah HIV untuk
bertambah banyak, sehingga menurunkan jumlah HIV dalam tubuh. Kurangnya
HIV dalam tubuh akan memberi kesempatan sistem imun untuk membaik dan
melawan infeksi maupun kanker. Walaupun tetap ada beberapa HIV di dalam
tubuh, sistem imun akan cukup kuat untuk melawan infeksi dan kanker.
Dengan
menurunkan jumlah HIV dalam tubuh, obat HIV juga menurunkan resiko
terjangkitnya virus terhadap orang lain. ART direkomendasikan kepada
semua pasien HIV, tidak peduli berapa lama pasien sudah mendapatkan HIV
dan seberapa sehat pasien tersebut. Karena, jika tidak diterapi, maka
HIV akan melawan sistem imun dan akan berkembang menjadi AIDS, dimana
memiliki prognosis yang jauh lebih buruk.